SOLOK KOTA – SMAN 1 Kota Solok, Sumatera Barat mulai melaksanakan uji coba modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema "Kearifan Lokal Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS)" pada 29-31 Oktober 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menginternalisasi nilai-nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang terkandung dalam warisan tambang batu bara Ombilin yang telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2019.
Ketua Tim Kerja Penguatan Ekosistem WTBOS, Yayuk Sri Budi Rahayu, menyampaikan bahwa uji coba modul ini akan dilanjutkan di SMAN 1 Sumbar pada 4-6 November 2024. Setelah uji coba, modul P5 ini diharapkan dapat diterapkan di seluruh SMA di Sumatera Barat.
“WTBOS bukan hanya untuk masyarakat yang dilalui oleh jalurnya, tetapi juga untuk seluruh generasi di Sumbar. Warisan tambang ini adalah kekayaan budaya yang sudah memiliki legitimasi global dan harus diketahui oleh masyarakat Sumbar, khususnya para pelajar, ” ungkap Yayuk.
Modul P5 ini dirancang untuk mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam WTBOS, seperti gotong royong, pelestarian cagar budaya, dan pentingnya menjaga warisan sejarah. Yayuk berharap nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasi dalam dunia pendidikan melalui modul ini.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumbar, Unri, menambahkan bahwa aktifasi WTBOS sebelumnya sudah dimulai dengan festival Gelanggang Arang, namun pendidikan menjadi jalur utama untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut terwariskan ke generasi muda.
“Sejak WTBOS ditetapkan UNESCO pada tahun 2019, kami memiliki tanggung jawab untuk mengaktifkan dan menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat. Salah satunya melalui pendidikan, dengan uji coba modul P5 ini, ” kata Unri.
Menurut Unri, WTBOS tidak hanya kaya akan properti cagar budaya, tetapi juga mengandung nilai kemajemukan dan kearifan lokal yang penting diajarkan kepada generasi penerus.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius, menyambut baik upaya ini dan menekankan pentingnya pelestarian WTBOS melalui pendidikan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai WTBOS ke dalam kurikulum Merdeka P5, Barlius berharap generasi muda dapat memahami dan memaknai sejarah serta budaya lokal yang ada di Sumbar.
“Kami mendukung penuh upaya ini. Jika sudah masuk ke dalam ranah pendidikan, modul dan evaluasi pembelajaran akan terstruktur dengan jelas. Ini akan memberikan arah tujuan yang jelas untuk melestarikan WTBOS kepada generasi muda, ” tegas Barlius.
Sebagai penutup, Barlius mengingatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memaknai sejarah dan menghargai kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Melalui pendidikan, diharapkan pelajar tidak hanya belajar tentang masa depan, tetapi juga memahami dan menghormati nilai-nilai sejarah yang ada.
Dengan diujicobakannya modul P5 ini, diharapkan WTBOS dapat lebih dikenal, dipahami, dan dilestarikan, terutama oleh generasi muda, serta menjadi bagian dari identitas budaya Sumatera Barat yang kaya akan sejarah dan kearifan lokal.